DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

:nerd

Pernah menyetting IP sebelumnya secara manual ?? Kalau dalam windows biasanya kita mensetting IP lewat network connection lalu memilih memasukkan IP secara manual. Begitu pula pada Linux, kadang kita melakukan konfigurasi secara manual untuk mensetting sebuah IP komputer.Berikut adalah beberapa artikel yang saya temukan dari internet lalu saya bundle menjadi satu kesatuan

Overview DHCP


Pernah mendengar atau sesekali mendengar tentang DHCP ?? Pasti kamu pernah mendengarnya walaupun hanya sekali saja. DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol. DHCP dibuat dan didesain oleh kelompok kerja Dynamic Host Configuration pada Internet Engineering Task Force (IETF). IETF sendiri merupakan organisasi yang mendefinisikan berbagai macam protokol dalam hubungannya dengan internet. Selanjutnya, definisi dari DHCP itu sendiri dituangkan ke dalam suatu dokumen RFC (Request for Comments) dan kemudian Internet Activities Board (IAB) mengkaji statusnya untuk kemudian menjadi suatu standar di internet. Sampai dengan bulan Maret 1996, status DHCP merupakan suatu Internet Proposed Standard Protocol dan sifatnya Elective.

Yang dimaksud dengan DHCP adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang dijaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung dijaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. Nah, dengan menggunakan DHCP, IP akan secara otomatis didapat.

Hal seperti ini akan memudahkan kedua belah pihak, baik itu client maupun admin dari jaringan tersebut. Mereka tidak perlu bertanya atau memberitahukan IP secara keseluruhan karena IP akan diberikan langsung dari DHCP Server secara otomatis ketika komputer membutuhkan IP. Dengan demikian, sebagai seorang administrator jaringan, tidak perlu lagi mengatur alamat IP Address pada komputer client yang dikelolanya.

Dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu DHCP Server dan DHCP Client.

  1. DHCP Server adalah komputer yang mempunyai servis akan DHCP di mana setiap client akan diberikan informasi TCP/IP dan menyewakan IP ketika client memintanya. Contoh : Windows Server 2003, GNU/Linux.

  2. DHCP Client adalah komputer yang menjalankan software DHCP di mana software tersebut dapat berkomunikasi dengan DHCP untuk merequest IP. Contoh : Windows XP, Windows Vista, GNU/Linux.


DHCP Server memiliki sekumpulan IP yang diizinkan untuk diberikan kepada client yang disebut sebagai DHCP Pool. Client akan menyewa IP tersebut dengan waktu yang telah ditetapkan di DHCP Server. Jika masa sewa IP tersebut habis, otomatis client akan meminta IP baru ke DHCP Server. (biasanya masa sewa berakhir ketika komputer merestart atau shutdown)

Cara Kerja DHCP


Cara kerja DHCP adalah sebagai berikut :



  1. Pada saat ketiga DHCP Client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP Server untuk mendapatkan alamat IP.

  2. DHCP Server kemudian menjawab dengan memberikan alamat IP yang ada di database DHCP. Setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) alamat  IP yang ada ke DHCP Client dan mencoret alamat IP tersebut dari daftar pool.

  3. Alamat IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi alamat IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP dan dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.


Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai. Jika client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka alamat IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server dan server dapat memberikan alamat IP tersebut kepada client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu tersebut disebut leased period.

DHCP Client meminta alamat IP kepada DHCP Server dalam proses empat langkah berikut :

  1. DHCP Discover : DHCP Client akan menyebarkan request secara broadcast ke jaringan untuk mencari DHCP Server yang aktif.

  2. DHCP Poffer : Setelah DHCP Server menerima request, maka DHCP Server akan menawarkan alamat IP kepada DHCP Client.

  3. DHCP Request : DHCP Client akan meminta alamat IP yang tersedia yang berada dalam DHCP Pool pada DHCP Server.

  4. DHCP Pack : DHCP Server akan merespon permintaan tersebut dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat dan konfigurasi TCP/IP lainnya kepada client.


Empat langkah di atas merupakan langkah – langkah yang dilakukan DHCP Client yang belum memiliki IP Address. Bagi yang sudah memiliki IP Address, langkah yang dilakukan hanya langkah 3 dan 4, yaitu tahap  Adderss Renewal (pembaruan alamat). IP yang telah kadaluarsa atau telah habis masa pakainya tersebut akan dimasukkan lagi oleh DHCP Server sebagai IP yang tersedia untuk client yang lainnya.

DHCP bersifat stand-alone artinya jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP Server, maka basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP Server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP Server tersebut berbenturan karena protocol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama. (kalau dalam kata lain adalah bentrok atau konflik)

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada client, DHCP Sever juga dapat menetapkan sebuah alamat statis pada client sehingga alamat client akan tetap dari waktu ke waktu.

Dalam DHCP terdapat beberapa istilah yang menyangkut DHCP tersebut yaitu :

  1. DHCP Scope : sekumpulan alamat-alamat IP yang bisa disewa oleh DHCP Client. IP tersebut dapat dikonfigurasi oleh admin dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP Server. Selain itu, IP tersebut juga ditetapkan masa sewanya. Alamat IP yang telah disewakan kepada DHCP Client disimpan ke dalam database DHCP oleh DHCP Server. IP yang boleh diberikan harus diambil dari DHCP Pool.

  2. DHCP Lease : waktu lamanya penyewaan IP yang diberikan oleh DHCP Server ke DHCP Client.

  3. DHCP Option : tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP Client. Ketika sebuah client meminta alamat IP kepada server, maka server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada client yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Option ini dapat diaplikasikan kepada semua client, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.


Kelebihan DHCP


Adapun kelebihan DHCP yaitu :

  1. Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.

  2. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.

  3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).

  4. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.

  5. DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client.


 

Nah, cukup memberi pengetahuan tentang DHCP kan ?? Semoga bermanfaat :)

Post a Comment

0 Comments

##copyrightlink## ##copyrightlink## ##AICP##